Sunday, July 20, 2014
Pernah melesat sebait pesan, bukan guratan batinku
Dari puisi tanpa alamat
Kala setapak riuh oleh deru gempita
Milik mereka yang tak lama lagi akan segera tiba
Sedang aku masih menghitung jemari
Entah sudah kuulang berapa kali
Tak kunjung habis ruas ini mengurai hari
Gelisah rasanya menanti
Dan..
Setapak pun kehilangan riangnya
Seiring semilir yang menerbangkan sayap-sayap singgah
Untuk pulang ke rumah
Kemudian tiba waktunya
Untukku membuka lebar pintu dan jendela
Memungut sisa keramahan yang mengering
Di bulir pagi
Post a Comment